Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Ingin Kaya? Pilih Produk Investasi Yang Tepat

Menurut perencana keuangan Safir Senduk, kekayaan seseorang diukur dari semakin banyaknya investasi yang dilakukan


Pada tanggal muda seperti hari ini (6 Oktober 2016), kebanyakan orang yang bekerja sebagai karyawan masih merasa memiliki cukup uang dari gaji untuk kebutuhan sebulan. Namun, tidak jarang begitu mendekati akhir bulan, penghasilan mereka sudah habis untuk dibelikan barang konsumsi. Bahkan, ada sebagian yang malah menarik utang untuk mencukupi kebutuhan hidup. 
Jangankan memikirkan investasi, beberapa orang terpaksa menguras uang tabungan untuk makan di akhir bulan karena gaji sudah terlanjur habis. Dengan kondisi seperti ini, terkadang mereka merasa bahwa pendapatan mereka kurang sehingga kegiatan berinvestasi pun menjadi urusan yang dinomorduakan.
Safir Senduk, seorang perencana keuangan independen, menjelaskan bahwa dalam hal ini sebenarnya yang menjadi masalah bukan dari pendapatan yang tidak mencukupi, melainkan gaya hidup yang melebihi kemampuan. Dia mengumpamakan keadaan ini dengan hukum Newton, "semakin besar gaya maka akan semakin besar tekanan." Artinya, semakin kita mengikuti gaya hidup yang tanpa batas dan tidak memperhatikan kondisi finansial, tentunya kita akan menyusahkan diri sendiri.
Oleh sebab itu, banyak orang yang merasa tidak mungkin bisa menjadi kaya. Padahal, Safir menjelaskan bahwa penilaian kekayaan seseorang bukan hanya dilihat dari seberapa besar pendapatan (income) yang dimiliki bagi seorang karyawan, kaum profesional ataupun pengusaha sekalipun serta bukan dari seberapa banyak barang konsumtif lainnya yang dimiliki. Penilaian kekayaan juga dilihat dari seberapa banyak investasi yang dimiliki seseorang tersebut. 
“Dengan menempatkan dana pada investasi yang tepat, seorang karyawan pun bisa memiliki aset yang lebih besar dari pengusaha. Sebab, dengan berinvestasi itu berarti kita sedang melakukan tindakan untuk meningkatkan atau mengembangkan aset yang dimiliki saat ini untuk dinikmati di masa depan,” kata pemilik Biro Perencana Keuangan Safir & Rekan ini pada saat acara peluncuran Edukasi Investasi Nasional #AkuBisaInvestasi di kantor PT BNP Paribas Investment Partners di Jakarta Selasa, 04 Oktober 2016.
Menurut  Safir, ada beberapa hal yang menjadikan masyarakat enggan untuk berinvestasi seperti tidak memiliki keahlian untuk mengelola investasi, beranggapan bahwa investasi harus dengan dana besar, dan penghasilan yang sedikit tentunya akan mendapatkan investasi yang sedikit pula sehingga keuntungan tidak bisa maksimal. 
“Namun, hal tersebut bukanlah alasan untuk tidak berinvestasi. Dengan memilih produk yang tepat seperti reksa dana, kendala kesulitan investasi dapat dituntaskan sehingga semua orang dari berbagai lapisan pun dapat berinvestasi," terang Safir.
Pria berusia 43 tahun ini juga menjelaskan beberapa keunggulan reksa dana yang menjadi alasan kuat bagi masyarakat untuk memilih produk inivestasi ini. Berikut di antaranya:
1.    Uang dikelola oleh ahlinya 
Dalam berinvestasi reksa dana, kita tidak perlu pusing atau repot belajar investasi secara detail karena ada manajer investasi profesional yang mengelola uang kita. Tentunya dengan profesionalisme, pengalaman, dan kemampuan manajer investasi, uang kita lebih aman dikelola sehingga kita bisa fokus pada pekerjaan sehari-hari sambil tetap berinvestasi.
2.    Sangat terjangkau
Untuk memulai investasi reksa dana, dana yang dibutuhkan sangat amat terjangkau yakni bisa dimulai dengan dana minimum Rp100 ribu saja. Hal ini memungkinkan siapa saja dapat berinvestasi pada reksa dana termasuk ibu rumah tangga, karyawan, atau mahasiswa/pelajar sekalipun. 
3.    Mendapatkan investasi yang terdiversifikasi karena terdiri dari beberapa aset
Reksa dana yang nilai minimum investasinya relatif kecil memungkinkan kita memiliki lebih dari satu aset. Pasalnya, reksa dana sendiri merupakan kumpulan aset (portofolio) yang terdiri dari berbagai macam aset finansial seperti saham, obligasi, dan deposito. Maka dari itu, risiko investasi juga dapat menyebar lebih kecil (terdiversifikasi).
4.    Hasil yang didapat lebih maksimal 
Selain risiko yang menyebar, tentunya keuntungan reksa dana pun bisa maksimal dari hasil investasi ke beberapa aset. Hasil keuntungan reksa dana sendiri mampu mengalahkan inflasi tahunan sehingga kita dapat mempertahankan kemampuan daya beli dan mempertahankan atau bahkan dapat meningkatkan nilai kekayaan kita di masa depan. 
Sebagai informasi, inflasi merupakan kenaikan harga yang terjadi dari tahun ke tahun seperti perampok tak kasat mata yang dapat menggoroti nilai kekayaan kita dan menyebabkan daya beli kita di masa depan menjadi berkurang.
Pepatah bisnis mengatakan bahwa time is money (waktu adalah uang). Jadi jika tidak memulai investasi sejak saat ini, berarti kita telah membuang waktu dan kesempatan untuk mendapatkan uang dari hasil keuntungan berinvestasi di masa depan.